Angklung, Alat Musik Paling Indonesia yang Menjadi Warisan Dunia
Alat musik angklung yang berasal dari
Jawa Barat, sekarang sudah tidak asing lagi ditelinga kita sebagai warga
negara Indonesia. Angklung yang dulunya hanya sebagai bagian dari
upacara ritual saat mengawali penanaman padi yang ditujukan kepada Dewi
Sri (Nyai SriPohaci) sebagai Dewi Padi sebagai dewi pemberi kehidupan
karena makanan pokoknya padi atau dalam bahasa sunda disebut pare.
Menurut mitologi Bali, istilah angklung dibentuk dari kata “Angk” yang
berarti angka (Nada) dan “Lung” yang berarti patah atau hilang, jadi
bisa disimpulkan bahwa angklung adalah alat musik yang tidak lengkap
karena kurang 4 nada.
Seiring dengan berjalannya waktu, angklung mulai terkenal bahkan sampai ke berbagai negara di Asia. Pada akhir abad ke-20, Daeng
Soetigna menciptakan angklung yang didasarkan pada skala suara
diatonik. Setelah itu, angklung telah digunakan di dalam bisnis hiburan
sejak alat musik ini dapat dimainkan secara berpadu dengan berbagai
macam alat musik lainnya. Pada tahun 1966, Udjo Ngalagena, seorang siswa
dari Tuan Daeng Soetigna mengembangkan angklung berdasarkan skala suara
alat musik Sunda, yaitu salendro, pelog, dan madenda.
Saking menariknya, angklung hampir
“dicuri” oleh Malaysia yang ingin menganggap bahwa alat musik itu
berasal dari negaranya. Namun hal itu tidak bisa dilakukan lagi oleh
Malaysia karena angklung sudah ditetapkan menjadi warisan dunia kategori
takbenda oleh UNESCO pada november 2010. Angklung menyusul warisan
budaya Indonesia lainnya yang telah dikukuhkan sebelumnya seperti
wayang pada tahun 2003, keris pada tahun 2005, dan batik pada tahun
2009. Budaya Indonesia yang diperkirakan akan menyusul selanjutnya untuk
diakui UNESCO yaitu, tari saman dan kain tenun.
Alat musik angklung mempunyai berbagai jenis, yaitu;
- Angklung Kanekes : Angklung yang digunakan di daerah Kanekes ( kita biasanya menyebutnya kampung orang Baduy).
- Angklung Dogdog Lojor: Angklung yang biasa digunakan di kesenian dogdog lojor yang ada di masyarakat kesatuan adat Banten Kidul.
- Angklung Gubrag: Istilah angklung ini terdapat di kampung Cipining, Kecamatan Cigudeg, Bogor. Angklung Gubrag diperkirakan muncul ketika kampung Cipining mengalami musim paceklik.
- Angklung Badeng: Angklung yang biasa digunakan sebagai pengiring di kesenian Badeng.
Alat musik angklung juga sekarang sudah
diabadikan dalam koin seribu rupiah yang baru. Jika anda memperhatikan
ada terdapat gambar alat musik angklung.
Sudah sewajarnya bagi kita, kalau orang sunda mengatakan harus ngamumule (menjaga)
apa yang menjadi milik kita, yaitu budaya Indonesia yang beraneka ragam
dari Sabang sampai Merauke. Jangan sampai kekayaan yang ada di
Indonesia seperti kekayaan alam, budaya, dan sebagainya dicuri atau
dirampas oleh negara-negara lain. Kalau bukan kita yang menjaga milik
kita ini siapa lagi, dan gunakan selalu produk dalam negeri.
0 komentar:
Post a Comment